Rabu, 11 Mei 2011

Menghargai Ahlul Quran: Catatan Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) di Kab. Kep. Anambas

Dalam pemaparannya pada Repat Kerja (Raker) Daerah LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran) Provinsi Kepulauan Riau di Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), Prof. Dr. Said Agil Al-Munawwar mengingatkan kepada peserta Raker untuk lebih memberikan penghargaan kepada para qori/ qoriah, hafiz/ hafizah dan mufassir yang selama ini sudah mengharumkan nama daerah. Mantan Menteri Agama era Megawati itu datang ke KKA sebagai salah seorang Dewan Hakim pada STQ (Seleksi Tilawati Quran) IV Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011. Dia menjadi narasumber dalam Rakerda LPTQ Provinsi Kepri bersempena STQ IV Kepri 2011.
Dari pojok kanan atas : Dewan Hakim STQ Kepri IV, Salah satu Qori peserta STQ, Gubernur bersama unsur pimpinan pemerintah se-Kepulauan Riau, Rombongan Kafilah Karimun, Gubernur Kepri bersama Bupati Kep. Anambas


Pak Agil yang merupakan seorang qori dan hafiz itu mengingatkan pentingnya umat Islam memberikan penghargaan yang layak kepada para pembaca alquran. Di banyak negara seperti di Libya, Maroko, Arab Saudi dan lain-lainnya, mereka sangat menghargai orang-orang yang ahli membaca alquran (ahlul quran). Dicontohkan oleh Pak Said Agil bagaimana salah seorang hafiz Indonesia yang ikut berlomba membacakan alquran di salah satu negara Arab yang diberi hadiah finansial begitu besar. Jika mampu meraih nilai terbaik, hadiah yang akan diraih bisa mencapai antara 300 - 500 juta rupiah. Itu belum termasuk bonus.

“Bagaimana dengan kita?” tanya Pak Said. Kepada pihak pantia STQ di KKA ini dia berharap kiranya panitia dapat memberikan hadiah yang layak kepada para juara dalam kegiatan dua tahunan itu. Itu akan menambah motivasi para ahlul quran dalam mempelajari, menghayati dan mengamalkan alquran. “Walaupun para ahlul quran tidak boleh menjadikan materi sebagai tujuan pokok mempelajari alquran, namun kita sebaiknya memberikan penghargaan yang layak kepada mereka”, katanya.

Dalam STQ IV di KKA ini hanya beberapa cabang saja yang diperlombakan. Jumlah cabang yang terbatas itu memang sesuai dengan ketentuan bahwa dalam even STQ hanya cabang-cabang tertentun saja yang diperlombakan. Berbeda dengan MTQ (Musabaqoh Tilawatil Quran) yang jumlah cabangnya jauh lebih lengkap dari pada saat pelaksanaan STQ.

Cabang-cabang yang dilombakan itu adalah Tilawah Anak-anak dan Dewasa; Tahfizh 1 Juz, 5 Juz (tambah tilawah), 10 Juz, 20 dan 30 Juz serta tafsir Bahasa Arab. Menurut laporan panitia pada malam pembukaan (30/04) lalu bahwa Kabupaten Karimun merupakan kabupaten yang paling banyak dan paling lengkap mengirimkan peserta. Beberapa kabupaten tidak dapat mengirimkan keserluruhan cabang yang dilombakan mengingat sulitnya mencari peserta. Cabang-cabang yang sulit itu adalah cabang tahfiz dan tafsir (Arab dan Inggeris).
Dari pojok kanan:  Antusias, Walikota Tg. Pinang dan Kakanwil Kemenag Kepri dalam mengabadikan pawai ta'ruf, Kafilah kab. Karimun, Peresmian Pameran STQ IV Kepri oleh Ibu Gubernur Kepri, Pelantikan Dewan Hakim oleh Wagub Kepri, Foto Bersama Ibu Gubernur di depan salah satu anjungan pameren

Setelah berlomba selama satu minggu ini, maka malam Jumat (05/05) ini STQ akan ditutup oleh Wakil Gubernur Kepri, DR. Suryo Respationo, SH M Hum. Malam pembukaan dilakukan pembukaan resminya oleh Gubernur Kepri, H. M. Sani. Dalam malam penutupan akan diumumkan para qori/ qoriah, hafiz/ hafizah dan mufassir terbaik. Juga akan diumumkan kabupaten yang terbanyak memperoleh prestasi sehingga akan ditetapkan menjadi Juara Umum.

Menurut salah seorang penitia STQ, keluar sebagai juara Umum kali ini adalah Kabupaten Karimun. Kabupaten yang berdeiri resmi sejak tahun 1999 ini memang paling banyak mengantarkan pesertanya maju ke final. Itu berarti, Karimun mampu mempertahankan prestasi terbaik sebagaimana diraih pada MTQ Kepri di Batam tahun 2010 lalu. Saat itu Karimun berhasil merebut predikat Juara Umum dari tuan rumah, Batam dengan selisih point yang cukup tipis.

STQ Anambas segera akan berakhir. Lalu apa dan bagaimana umat Islam menyikapi dan memandangnya. Apa yang diingatkan tokoh Nasional dalam raker itu kiranya dapat menjadi perhatian. Pesan itu adalah salah yang dapat dibawa kembali ke daerah oleh para peserta, official dan para pihakl yang terlibat dalam STQ kali ini. Jangan sampai biduk lalu kiambang bertaut bahkan lebih jelek arang habis besi binasa. Sangat disayangkan kalau itu yang terjadi.
Dari pojok kanan atas : Songket Cual, Ikon Kab. Kep. Anambas; Lomba Tilawatil Qur'an, Pembukaan Pawai Ta'ruf Kafilah STQ IV Kepri; Bersembang bersama Gubernur Kepri di warung penduduk tempatan; Peserta STQ IV sedang latihan menjelang perlombaan

Sekali lagi, kita (umat muslim) memang wajib memberikan penghargaan dan apresiasi yang baik kepada ahlul quran itu. Apa yang disampaikan oleh Pak Said Agil itu memang sudah seharusnya diperhatikan.

Apa yang selama ini terjadi, memang belum layaknya penhghargaan umat Islam kepada pembaca dan penghafal alquran. Momen STQ ini kiranya dijadikan untuk itu. Paling tidak oleh masyarkat Kepri yang tengah melaksanakan STQ kali ini. Para penggiat alquran khususnya dan masyarakat Kepri umumnya harus membuktikan bawa kita tidak hanya sekedar memperlombakan pembacaan alquran tetapi juga berlomba menghargai alquran dengan menghargai ahlul quran. Berlomba untuk kebaikan –seprti salah satu firman-Nya– dapat diaplikasikan di sini.

Sebagai salah seorang yang ikut langsung ke KKA yang sungguh jauh dari Karimun saya merasa perlu menyampaikan catatan ini kepada masyarakat Kepri khususnya dan masyarakat (muslim) Indonesia pada umumnya. Betapa mubazirnya kita andai kegiatan STQ yang konon menelan dana angka miliaran ini tidak ada manfaatnya kepada umat. Selamat kepada yang berhasil dan berjuang lagi kepada yang belum berhasil.***

Oleh : M.Rasyid Nur (Jl. Sakura Indah 82, RT 01 RW 09 Wonosari, Meral, Karimun 29633, Prov. Kepri)
 
 Sumber Tulisan : Kompasiana
Sumber Foto : Dokumentasi Panitia STQ IV Kepri

GEMA AL-QUR'AN

Listen to Quran

MASJID AGUNG KARIMUN