Senin, 29 November 2010

MANASIK HAJI MURID TK, MEMAHAMI HAJI SEJAK DINI


Dua ratusan murid Taman Kanak-Kanak dari empat TK Islam di Karimun melaksanakan kegiatan Manasik Haji, Sabtu (27/11) di Masjid Agung Karimun. Hujan gerimis yang menyambut kedatangan mereka tidak mengurangi keceriaan dan semangat mereka untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Guru-guru pun sibuk melayani mereka yang tentu saja dengan khas gaya anak-anak mereka yang lucu dan menggemaskan.

Dengan menggunakan pakaian ihram, mereka mengawali kegiatan dengan bernyanyi bersama dan menuju ruang shalat utama di lantai satu Masjid Agung Karimun. Setelah pelaksanaan latihan sholat sunnat, dzikir dan do'a, mereka turun menuju musdalifah. Ramainya jumlah peserta bertambah ramai dikarenakan jumlah orang tua yang mendampingi mereka pun tampak antusias mendampingi. Hal iniu tentu saja menjadikan ruang gerak anak-anak sangat terbatas dan guru-guru sulit mengkoordinir dan membimbing seluruh peserta.

Dengan acara ini diharapkan anak-anak dapat memahami sejak dini napak tilas perjalanan haji yang dilakukan oleh RAsulullah dan sejarah Nabi Ibrahim AS dan anaknya Nabi Isma'il AS, itulah pesan salah satu guru TK yang berasal dari Darul Mukmin tersebut. Ardi MAK.



Kamis, 25 November 2010

PEMBINAAN TAHSIN DAN TILAWAH AL QUR'AN TINGKAT KABUPATEN KARIMUN


Bagian Kesejahteraan dan Keagamaan Sekretaris Daerah Kabupaten Karimun menyelenggarakan Pelatihan Tahsin dan Tilawah Al Qur'an di Masjid Agung Karimun (24/11). Acara yang dibuka langsung oleh Bupati Karimun ini mendatangkan pembina tilawah tingkat nasional dan internasional, yaitu Hj.Noorhidayah Sulaiman dan Ustadz H.Masrur Ikhwan, S.Q. dari Institut PTIQ.

Dalam sambutannya, Bupati Karimun sangat menyambut gembira acara yang digelar selama lebih kurang satu minggu ini. Membentuk generasi Qur'ani merupakan azam Kabupaten Karimun dan ini tidak akan bisa diraih tanpa adanya komunikasi dengan seluruh pihak. Kabupaten Karimun yang merupakan Juara Umum pada MTQ Tingkat Kepulauan Riau tahun ini terus berusaha untuk memantapkan kualitas Qori dan Qori'ah. Beberapa pelajar pun dikirim ke Qur'an Center di Batam dan dibiaya penuh agar dapat menjadi hafidz dan hafidzah yang berkualitas dan bisa kembali ke Karimun untuk mendidik generasi yang akan datang.

Pembawa Acara : Wahyu Amirullah, A.Md.

Tamu Undangan dan Peserta

Narasumber, Qori'ah Internasional kelahiran Sulawesi, Hj.Noorhidayah Sulaiman

Peserta yang Antusias dengan Acara yang Berlangsung





PENYAMBUTAN JAMA'AH HAJI KABUPATAEN KARIMUN 2010



Setelah lebih kurang empat puluh hari berada di Arab Saudi, guna menunaikan ibadah Haji di tanah suci Makkah, akhirnya rombongan jama'ah haji Kabupaten Karimun kembali ke bumi berazam, Karimun (23/11). Rombongan haji tiba di embarkasi Batam, Selasa (23/11) tanpa kendala berarti. Bupati Karimun, Dr.H.Nurdin Basirun ikut serta menyambut jama'ah haji di Batam.

Penyambutan jama'ah Haji di Karimun dipusatkan di Masjid Agung Karimun. Menjelang maghrib, jama'ah haji yang berdomisili di Pulau Karimun disambut dengan segala kerinduan oleh keluarga dan masyarakat. Tabuhan kompang dan gema shalawat yang dibawakan oleh bilal dan imam Masjid Agung Karimun menambahkan kesyahduan suasana pada sore itu. Rombongan haji dipersilakan untuk langsung bersiap-siap melaksanakan shalat maghrib. Bupati Karimun yang langsung menuju Masjid, Wakil Bupati Karimun, Ketua DPRD Karimun dan beberapa tokoh masyarakat dan alim ulama Karimun ikut hadir pada acara tersebut.




Usai melaksanakan shalat maghrib, acara dibuka dengan kata sambutan dan laporan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun sekaligus Kepala Staff Haji Karimun, Bapak Drs.H.Erman Zaruddin, M.MPd. Kesan dan pesan yang mengharukan dengan isak tangis kebahagiaan disampaikan oleh yang berbahagia Bapak H.Abdul Kamal,S.H. mewakili jama'ah haji Karimun.













Pada sambutan dan pesannya, Bupati Karimun, Bapak Dr.H.Nurdin Basirun menyatakan kegembiraannya atas kembalinya jama'ah haji dan berharap dengan tunainya pelaksanaan ibdah ioni, jama'ah haji dapat menjadi orang-orang yang dapat menshalihkan lingkungan dan membantu pemerintah dalam menyukseskan azam iman dan takwa Kabupaten Karimun. Pada akhir acara, pimpinan Tim Pembimbing Haji Daerah Kabupaten Karimun, Bapak Drs.H.Abdul Wahab Sinambela, M.Pd., menyampaikan tausiyah singkat dan do'a. Dalam tausiyah singkatnya, beliau mengajak jama'ah haji tetap istiqamah dalam melaksanakan ibadah, agar haji mabrur yang menjadi harpan seluruh masyarakat, keluarga dan tentunya diri sendiri benar-benar tercapai. Ardi.MAK

Selasa, 23 November 2010

GALERI IDUL ADHA 1431 H - MASJID AGUNG KARIMUN





















 




 




 

 

 








Jumat, 19 November 2010

DOA QUNUT 30 RAMADHAN 1431 H



BULETIN JUM'AT - AL QALAM EDISI 33 - MASJID AGUNG KARIMUN

BULETIN AL QALAM EDISI 33 Dapat di Download di sini



HAJI MABRUR
Oleh: A. Mustofa Bisri

Segala kesibukan itu -dari menghitung tabungan, urusan ke Depag, antre di bank, periksa kesehatan, kursus manasik haji, pamit-pamit, tasyakuran, menerima tamu-tamu yang titip doa, sampai upacara pelepasan di rumah, di kabupaten, hingga di embarkasi- sungguh melelahkan para calon jamaah haji. Belum lagi urusan di bandara-bandara. Segala kesibukan itu tentunya pertama-tama karena didorong oleh keinginan hidup bahagia di akhirat.
Di surga Allah. Bukankah para penatar manasik selalu menyitir sabda Nabi Muhammad SAW, "Wal hajjul mabruur laisa lahu jazaa-un illal jannah" ? Haji mabrur tak ada balasannya kecuali surga.
Maka, bukan saja kerelaan menanggung segala -biaya (termasuk biaya yang tidak seharusnya), tenaga, dan pikiran- yang dapat kita lihat dari kesibukan para calhaj (calon haji) itu, tapi juga dari semangat dan keseriusan mereka saat beribadah di tanah suci. Siapa yang mau bersusah-payah sedemikian tanpa hasil, sia-sia, gara-gara haji tidak mabrur.
Semuanya ingin haji mabrur. Para petugas dari Depag, perkumpulan-perkumpulan haji, dan KBIH-KBIH pun senantiasa memujikan hal itu. Namun sayang, pengertian tentang ’mabrur’ itu sendiri jarang atau bahkan tidak pernah diterangkan. Hal ini mungkin karena mereka sudah mempunyai husnuzhzhan bahwa para jamaah sudah paham, atau boleh jadi, mereka sendiri pun kurang paham. Yang selalu dijelas-jelaskan justru bagaimana cara thawaf, sa’i, wuquf, melempar jumrah, serta amalan ibadah haji dan doa-doanya. Di beberapa daerah, bahkan, didirikan ka’bah-ka’bahan permanen atau semipermanen untuk keperluan ’latihan’ thawaf. Ini sebenarnya lucu.
Mengapa harus kursus dan latihan? Haji adalah ibadah amaliyah. Ibadah laku. Tidak seperti salat yang di samping laku, ada bacaan-bacaannya yang wajib juga. Sedangkan amalan atau laku ibadah haji, tidak ada yang sulit. Ihram hanya memakai pakaian, salat sunnah, dan niat. Thawaf hanya berputar-putar mengelilingi Ka’bah 7 kali. Anda tidak bisa membayangkan orang -sebodoh apa pun tanpa dilatih sekalipun-keliru thawaf, misalnya keliru berputarnya. Sebab, jika keliru berputar, orang itu akan tertabrak orang-orang yang lain. Sa’i hanyalah mondar mandir dari Shofa ke Marwah. Jalur jalannya sudah diatur dua jalur: yang menuju ke Marwah dan yang kembali ke Shofa. Tak mungkin orang keliru, kecuali -paling-paling- lupa hitungannya.
Wuquf yang merupakan inti ibadah haji justru hanyalah berdiam diri. Thenguk-thenguk, bahasa Jawanya. Masak berdiam diri saja mesti dilatih? Hanya beberapa anak kecil yang biasanya sulit thenguk-thenguk. Melempar jumrah pun ya hanya melempar. Bagi mereka yang di waktu kecil nakal dan suka melempar jambu tetangga, melempar jumrah tentu perkara kecil. Sedangkan yang namanya tahallul, tidak lain hanya mencukur atau memotong rambut.
Jadi, menurut saya, hal-hal seperti itu perlu dikurangi -jika berat menghapusnya- dari kurikulum penataran manasik haji. Yang justru perlu adalah memberikan penerangan kepada jamaah calhaj -yang umumnya orang-orang awam- tentang hal-hal teknis lainnya. Misalnya, apa yang sebaiknya dibawa dan apa yang tidak perlu dibawa, bagaimana menjaga kesehatan, bagaimana menghadapi ’kehidupan luar negeri’ dan tetek-bengeknya, bagaimana menghadapi berbagai macam jenis manusia yang berbeda adat-istiadatnya, dsb, dst.
Berkenaan dengan hadis tentang kemabruran haji itu, ada riwayat yang menyebutkan adanya pertanyaan para sahabat saat Nabi Muhammad SAW menyebut-nyebut tentang haji mabrur itu: "Wamaa birrul hajji ya Rasulallah?" Apa kemabruran haji itu ya Rasulallah? Dan ternyata jawaban Rasulallah SAW tidak berhubungan dengan thawaf, sa’i, dan sebagainya itu. Tapi, justru yang ada hubungannya dengan pergaulan dengan sesama jamaah yang sama-sama beribadah, seperti menebarkan salam dan memberikan pertolongan. Bila riwayat ini dianggap dhaif, kita masih bisa menyimak sunnah Rasul saat melakukan ibadah haji. Bagaimana sikap tawadhu’, kemurahan, kelembutan, dan hal-hal lain yang menunjukkan penyerahan diri beliau sebagai hamba kepada Tuhan dan tepo sliro beliau kepada sesama hamba-Nya.
Boleh jadi, semangat yang menggebu-gebu untuk mendapatkan kemabruran tanpa memahami makna kemabruran itu sendiri dapat menyeret jamaah haji kepada sikap egois dan mau ’menang sendiri’. Lihatlah mereka yang berusaha mencium Hajar Aswad itu,misalnya. Alangkah ironis. Mencium Hajar Aswad paling tinggi hukumnya adalah sunnah, tapi mereka sampai tega menyikut saudara-saudara mereka sendiri kanan kiri. Bagaimana berusaha melakukan sunnah dengan berbuat yang haram? Jangan-jangan, dalam banyak hal lain, kita juga hanya mengandalkan semangat yang menggebu dan mengabaikan pemahaman. Masya Allah.
Nah, jika ingin haji mabrur, jagalah hubungan baik dengan Allah dan dengan sesama hamba Allah. Selamat beribadah! Semoga benar-benar mabrur!

Rabu, 17 November 2010

HUJAN MEMBASAHI KARIMUN, QURBAN BERJALAN LANCAR


Pelaksanaan shalat 'Idul Adha Kabupaten Karimun dimulai pukul 07.15 WIB (17/10) di Masjid Agung Karimun. Shalat 'Id yang diimami oleh Ustadz Muhammad Asyrof Al Hafidz, Khatib Bapak H.Azhar Hasyim, BA (Ketua MUI dan IPHI Kabupaten Karimun) dan Bilal Ustadz Ahmad Sulaiman ini berlangsung dengan khidmat. Hujan yang mengguyur Pulau Karimun dan sekitarnya disertai dengan petir dan guruh memberikan nuansa tersendiri dalam keheningan dan kekhusyukan pelaksanaan shalat pada hari raya 'Idul Adha tahun ini.
Dalam kata sambutannya, Bupati Karimun, Bapak Dr.H.Nurdin Basirun mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Karimun untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang dicurahkan dan menjadikan diri untuk lebih peka terhadap bencana yang menimpa saudara-saudara kita dibelahan bumi Nusantara. Bupati juga menyampaikan bahwa bantuan untuk korban bencana dari masyarakat Kabupaten Karimun akan segera disampaikan kepada para korban bencana, menunggu instruksi dari Gubernur Kepulauan Riau agar dapat serentak dalam penyerahan nantinya.
Sebelum pelaksanaan shalat 'Idul Adha ini dilaksanakan, terlebih dahulu Kepala Rumah Tangga Masjid Agung Karimun, Ustadz H. Zulfan Batubara menyampaikan kaifiyat shalat 'id agar pelaksanaan shalat 'id dapat berlangsung sesuai dengan tuntunan dan sunnah Rasulullah SAW.
Khutbah yang disampaikan oleh khatib berisi makna yang sangat dalam seputar ibadah qurban dan bagaimana sikap kita sebagai umat Muslim dalam menghadapi berbagai bencana yang terjadi di negeri ini. Sebagai umat muslim, khatib mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga perilaku dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT agar bumi Karimun ini menjadi bumi yang dirahmati dan kita semua dilimpahkan Allah dengan kasih sayang.

Setelah pelaksanaan shalat 'Id, jamaah tidak bisa langsung pulang ke rumah masing-masing karena lebatnya hujan yang turun mengguyur bumi Karimun. Suasana ini ternyata mengandung hikmah tersendiri, jama'ah mempererat silaturahim dengan bercengkerama, begitu juga Buapati Karimun, Wakil Bupati KArimun, Kepala Kementerian Agama dan beberapa tokoh masyarakat terlihat akrab berbincang walaupun hujan petir menggelegar.
Prosesi penyembelihan hewan qurban berlangsung di pelataran manasik haji Masjid Agung Karimun, dibuka dengan doa oleh Ustadz H. Zulfan Batubara, lalu pengarahan dan sambutan dari Bupati Karimun dan dilanjutkan dengan penyerahan hewan qurban kepada panitia qurban yang dalam hal ini diwakili oleh Ketua Pelaksana Harian Masjid Agung Karimun, Dr.H.T.S Arif Fadillahm M.Si. Penyembelihan hewan qurban berlangsung khidmat dan semarak, tujuh ekor lembu dan satu kambing pun disembelih bergantian oleh hampir 30 orang panitia yang berasal dari masyarakat sekitar MAsjid Agung Karimun. Ardi MAK.

Senin, 15 November 2010

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1431 H / 2010 M (17 NOVEMBER 2010)


Lautan manusia sejak Ahad (14/11) pagi memadati pedestrian atau jalan-jalan yang menghubungkan Masjidil Haram, Mekkah dengan Mina hingga Muzdhalifah untuk selanjutnya menuju padang Arafah. Gema talbiyah tak henti mengiringi langkah jemaah haji dari berbagai bangsa, mereka bersaut-sautan mengucapkan "Labbaika Allahumma Labbaik labaika la syarikalaka labaik innal hamda wannikmata laka wal mulk laa syarikalak"

Aparat kepolisian Saudi sendiri melakukan penjagaan yang demikian ketat di sepanjang jalan masuk menuju Mina. Hanya jemaah yang menggunakan bus-bus besar yang diijinkan memasuki ke kawasan tersebut, sementara mobil-mobil pribadi dilarang masuk, kecuali berstiker khusus.

Mendagri Arab Saudi Pangeran Naif selaku penanggungjawab operasional haji Saudi mengatakan, seluruh persiapan untuk pelaksanaan ibadah haji ini telah dilakukan dengan sebaik-baiknya. Selain menggunakan ribuan kendaraan, jemaah haji dapat menggunakan layanan kereta api untuk perjalanan di Mashair, yang diharapakan dapat mengurangi kemacetan jalan jalan menuju dan keluar dari Mina, Arafah dan Muzdalifah.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi sendiri telah menyiagakan seluruh rumah sakit untuk memberikan layanan kesehatan yang maksimal kepada jemaah haji. Selain itu, selama jemaah berada di Arafah dan Mina, Kementerian Saudi membuka juga sejumlah puskesmas yang berada di lokasi perkemahan jemaah haji.

Arus jamaah Indonesia mulai bergerak ke Arafah, Sabtu (13/11) malam. Mereka akan menginap dulu di Mina, yang disebut tarwiyah, meniru perjalanan haji Nabi di masa lalu, sebelum bergerak ke Arafah.

Menurut Direktur Pelayanan Haji Kementerian Agama, Ahmad Kartono, pemerintah tak membuat kebijakan untuk tarwiyah. "Bagi jamaah yang akan tarwiyah diminta membuat pernyataan bertanggung jawab atas transportasi ke Mina dan makan selama di Mina. Mereka juga harus berkoordinasi dengan maktab," ujar Ahmad Kartono, Sabtu (13/11) malam.

Menurut Wakil Kepada Daker Makkah Bidang Pelayanan Umum dan Ibadah, Amin Akkas, hingga Sabtu malam baru ada dua kloter yang melaporkan akan melakukan tarwiyah. "Berapa yang melakukan tarwiyah, laporannya belum semua masuk ke Daker, karena secara administratif mereka lapor ke kantor sektor," ujar Amin.

Dua kloter itu, seluruh jamaahnya berangkat untuk bermalam di Mina. Sabtu malam, yaitu Kloter 47/JKG dan Kloter 70/SOC berangkat ke Mina menggunakan bus berspanduk nama kloter mereka. Yang lainnya ada beberapa rombongan yang berangkat juga. Ada yang berangkat 30 orang, ada yang 40 orang.

Ahad pagi, arus jamaah Indonesia ke Mina terus bertambah. Tapi, mayoritas adalah jamaah dari negara lain. Jamaah dari negara lain itu berangkat selepas Subuh dari Masjidil Haram, berjalan kaki menuju Mina dengan ihram mereka.

Jalan raya telah menjadi lautan jamaah, serba putih, terlihat merambat dari terowongan pedesterial yang menghubungkan Masjidil Haram dengan jalan raya ke Mina. Dalam gerak perlahan berjalan kaki, sebagian dari mereka terdengar melafazkan talbiyah. "Zaman Rasul dulu, tanggal 8 Duzlhijah rasul mempersiapkan diri untuk wukuf Arafah dengan cara bermalam di Mina," ujar Kartono.

Selesai menginap di Mina, jamaah akan bergerak ke Arafah, Senin (15/11) pagi untuk menjalankan wukuf. Wukuf di Arafah akan dimulai pukul 12.00 dengan diawali sambutan dari Dubes RI untuk Arab dan Oman, Gatot Abdullah Mansyur, dilanjutkan dengan sambutan Amirul Haj Suryadharma Ali. Wakil Amirul Haj KH Hasyim Muzadi akan membacakan khutbah wukuf. Shalat Dzuhur akan dipimpin oleh Wakil Amirul Haj Muhammad Muqoddas.
Petugas haji yang bertangung jawab untuk Arafah dan Mina meninggalkan Makkah mulai pukul 09.00, Ahad. Petugas-petugas ini bertanggung jawab menunjukkan maktab kepada para jamaah. Petugas penjaga katering juga berangkat Ahad pagi.

Di Arafah ada 71 maktab, masing-masing maktab disediakan dapur dan tenda makan. Disediakan pula gudang bahan makanan.

Petugas haji Daker Makkah berangkat ke Arafah sebagai gelombang terakhir. Mereka terlebih dulu melakukan pemeriksaan ke setiap pondokan untuk memastikan tak ada jamaah yang tertinggal. Mereka bergerak ke Arafah selepas Maghrib.

Petugas haji mulai bergerak dari Arafah ke Muzdalifah selepas Ashar untuk gelombang pertama, dan terakhir bergerak selepas Isya. Jamaah mulai bergerak ke Muzdalifah selepas Maghrib setelah menjamak shalat Maghrib-Isya.

Pelayanan pengawasan jamarat di Mina dimulai Selasa (16/11) dinihari pukul 01.30 hingga 06.30. Jamaah akan dipersilakan melontar jumrah Aqabah mulai pukul 08.30 untuk kemudian bergerak ke Makkah melakukan tawaf ifadah.
Sumber : Republika

GEMA AL-QUR'AN

Listen to Quran

MASJID AGUNG KARIMUN